Selasa, 31 Mei 2011

Cara Gila Materazzi Merayakan Coppa Italia


Bukan Marco Materrazi namanya jika tidak punya ide gila, dalam perayaan gelar Coppa Italia yang diraih Inter hari kemarin ia melakukan selebrasi jahil khas dirinya.

Matrix tanpa aba-aba langsung mengguyur dua presenter Televisi RAI dari belakang, hingga membuat keduanya basah kuyup. Tidak ada yang bisa dilakukan Paola Ferrari dan Giampiero Galeazzi selain harus basah dan menerima ulah iseng Marco.



Sumber : Bola.net


Senin, 30 Mei 2011

Kisah para kiper yang membobol gawang lawan





Tugas seorang kiper adalah mempertahankan gawangnya dari kebobolan, namun akan menjadi nilai lebih jika ia pun memiliki kemampuan untuk mengoyak gawang lawan - seperti Rogerio Ceni, misalnya.

Mantan kiper timnas Brasil berusia 38 tahun itu sudah mencetak gol yang ia klaim sebagai catatan ke-100 sepanjang karirnya.

Gol yang ia cetak dari tendangan bebas itu memberikan kemenangan 2-1 Sao Paulo atas rival mereka, Corinthians.

Namun kiper yang memiliki kemampuan istimewa itu tak hanya Rogerio Ceni seorang. Berikut beberapa di antaranya:

Charlie Williams (1891-1908)

Williams dipercaya sebagai kiper pertama yang mencetak gol dalam laga profesional, saat ia melesakkan bola ke gawang lawan dari tendangan gawang. Golnya itu menyamakan kedudukan bagi Manchester City sebelum akhirnya menyerah dari Sunderland 3-1 di bulan April 1900.

Seorang koresponden menulis tentang laga itu di Daily Mirror pada tahun 1961: "Dalam aturan kala itu gol tersebut disahkan, namun pekan berikutnya FA membuat aturan baru bahwa gol tak bisa dicetak langsung dari tendangan gawang."

Namun fakta pertandingan itu sedikit kabur karena enam dekade kemudian terkuak bahwa laga itu dimainkan di kandang Sunderland, bukannya di kandang City serta gol tersebut 'dihadiahkan' sebagai gol bunuh diri Ned Doig: kiper Sunderland itu salah mengantisipasi bola dan membelokkannya ke gawang sendiri - jadi tembakan itu tak langsung berasal dari tendangan gawang.

Harry Dowd (1960-1974)


Dikenal sebagai kiper yang gemar menggiring bola, Dowd bermain untuk Manchester City di Divisi Dua melawan Bury bulan Februari 1964 ketika ia mengalami cedera bahu. Tak ada lagi jatah pergantian pemain, Dowd bertukar posisi dengan penyerang Matt Gray dan memenuhi mimpinya bermain sebagai penyerang.

City saat itu sudah tertinggal 1-0 di Maine Road ketika tujuh menit mendekati bubaran Derek Kevan melepaskan tembakan yang menghantam mistar gawang. Dowd kemudian meneruskan bola liar ke sudut jauh gawang dan menyelamatkan poin City, meski saat mencetak gol tersebut ia harus terjatuh tepat di bahunya yang mengalami cedera. Itu pun menjadi satu-satunya gol yang ia cetak sepanjang karirnya.

Peter Schmeichel (1981-2003)


Schmeichel sudah pernah mencetak gol selama bermain di Denmark, namun ia membuka pundi golnya bersama Manchester United saat bermain imbang 2-2 di kandang melawan Rotor Volgograd di Piala UEFA musim 1995-1996, di mana saat itu Setan Merah tersingkir di putaran pertama.

Golnya di menit 89 itu, yang hadir setelah ia berulang kali masuk ke kotak penalti Rotor, setidaknya mampu mempertahankan rekor tak terkalahkan United selama 39 tahun kala bermain di kandang pada kompetisi Eropa.

Saat membela Aston Villa di musim 2001-2002, ia menjadi kiper pertama yang mencetak gol di Premiership saat ia melepas tembakan voli dari situasi sepak pojok, meski mereka akhirnya kalah 3-2 dari Everton.

Jose Luis Chilavert (1982-2003)


Dengan pencapaian 62 gol sepanjang karirnya, ditambah delapan gol untuk timnas Paraguay, Chilavert membuktikan dirinya sebagai spesialis tendangan bebas dan juga algojo penalti yang hanya bisa disaingi oleh torehan gol Rogerio Ceni.

Salah satu aksinya yang paling dikenal adalah ketika ia mencetak gol untuk Velez Sarsfield, hampir dari separuh lapangan melawan River Plate di tahun 1996.

Namun ia juga akan selalu dikenang dengan segala kontroversi yang melingkupi karirnya: mulai meninju Diego Maradona di tahun 1994, bertikai dengan Faustino Asprilla di tahun 1997 hingga pengajuan statusnya sebagai persona non grata di Argentina ketika ia memberi nasehat pada Jepang bagaimana cara mengalahkan tim Tango.


Rene Higuita (1985-2010)


Higuita menjamin namanya tak akan dilupakan dengan mudah, terutama di Piala Dunia 1990 Italia ketika ia menerima backpass dalam posisi sweeper, berusaha melewati Roger Milla namun ia gagal dan akhirnya Kamerun mampu mencetak gol kedua yang memastikan kemenangan 2-1 mereka atas Kolombia.

Ia tak ambil bagian empat tahun kemudian di Amerika Serikat karena harus mendekam di penjara. Namun ia kembali menjadi pembicaraan di tahun 1995, ketika dalam sebuah laga persahabatan kontra Inggris di Wembley, ia menghalau tembakan Jamie Redknapp dengan aksi yang dikenal sebagai 'Scorpion Kick'. Hal itu menjadi hiburan untuk 20.000 penonton yang sudah kadung kecewa dengan hasil laga yang berakhir imbang 0-0.

Tak hanya itu, ia juga penendang penalti yang handal - menyarangkan 37 gol dalam laga resmi, ditambah tujuh gol dari tendangan bebas.

Eric Viscaal (1986-2009)

Pemain asal Belanda ini sejatinya bukanlah seorang kiper, namun saat membela klub Belgia, Gent, ia terpaksa berdiri di bawah mistar gawang ketika kiper utama Zsolt Petry, diusir wasit saat laga tersisa lima menit saja melawan Cercle Brugge di musim 1992-1993. Itu pun membuat mereka harus diganjar penalti.

Tak bisa lagi melakukan pergantian pemain, Viscaal yang beroperasi sebagai gelandang, maju menjadi kiper. Gent saat itu sudah tertinggal 0-1, dan Viscaal mampu menggagalkan eksekusi lawan. Yang lebih hebat lagi, Gent kemudian balik mendapat hadiah penalti dan Viscaal yang maju menjadi algojo sukses melaksanakan tugasnya untuk mengamankan hasil imbang 1-1.

Jorge Campos (1988-2004)

Kiper asal Meksiko ini mengatakan jika laga yang ideal adalah 45 menit di gawang dan 45 menit sebagai penyerang, dan ia memang bermain di lini depan untuk klub pertamanya, Pumas, di mana ia bisa mencetak 14 gol di tahun 1989.

Meski bermain di bawah mistar gawang, Campos cenderung suka memamerkan kemampuannya dan itu mendapatkan pujian dari mantan pelatih Meksiko, Cesar Menotti. "Dengan bermain jauh ke depan, ia bisa mencegah serangan balik."

Dalam laga persahabatan kontra Bulgaria di Januari 1994, kiper yang dikenal dengan kostum flamboyan yang ia desain sendiri, kena batunya saat ia gagal menggocek bola melewati lawan. Akibatnya ia kehilangan tempat di tim utama, sebelum ditarik kembali ke timnas oleh pelatih Miguel Mejia Baron jelang Piala Dunia. Ia pun diperintahkan untuk tetap memainkan perannya sebagai 'kiper-sweeper'.

Sepanjang karirnya, Campos telah melesakkan 38 gol namun tak satu pun ia persembahkan untuk timnas Meksiko.

Jens Lehmann (1988-)

Lehmann mencetak gol legendaris di menit akhir untuk Schalke dan menyamakan kedudukan 2-2 melawan rival bebuyutan mereka Borussia Dortmund di tahun 1997. Ia sudah membuka pundi golnya dengan gol dari titik penalti ketika Koenigsblauen mereka menang 6-2 atas 1860 Munich di tahun 1995, namun golnya dalam partai Revierderby tersebut menjadikannya sebagai kiper pertama yang mencetak gol dari permainan terbuka di Bundesliga.

Namun ia mengatakan, "Saya sudah kebobolan dua gol sebelumnya dalam laga itu. Itu selalu memberi Anda perasaan bersalah. Dengan gol saya, semuanya menjadi sempurna, namun saya merasa lebih marah ketika kebobolan ketimbang bahagia karena mencetak gol."

Jimmy Glass (1991-2001)

Glass yang hanya bermain sebanyak tiga laga untuk Carlisle, menjadi legenda klub ketika ia dipinjamkan secara darurat dari Swindon di akhir musim 1998-1999. Saat itu Carlisle menghadapi prospek terdegradasi ke divisi Conference setelah lebih dari 70 tahun berkiprah di divisi Football League.

Di laga terakhir musim, Carlisle membutuhkan kemenangan atas Plymouth sementara mereka juga mengharap Scarborough tergelincir melawan Peterborough demi bisa lolos dari jerat degradasi.

Di menit 49 Carlisle justru tertinggal dari Plymouth, namun harapan mereka terbuka ketika berhasil menyamakan kedudukan di menit 60. Pada laga lainnya, Scarborough diimbangi Peterborough, dan fans Carlisle pun yakin timnya bakal turun kasta ketika laga sudah memasuki injury time. Di menit 94, Glass maju menyambut umpan tendangan pojok dan mencetak gol dengan tendangan terakhir dalam laga itu, sekaligus membuat fans Carlisle larut dalam euforia.

"Saya tak pernah mencetak gol sebelumnya, namun itu cuma keberuntungan. Saya hanya menendangnya, dan hal yang saya tahu kemudian adalah saya berada di bawah 2000 orang," kata Glass, yang saat itu tampil kali terakhir untuk Carlisle dan ia juga tak pernah mencetak gol lagi di sisa karirnya.

Hans-Jorg Butt (1994-)

Kiper Bayern Munich ini adalah spesialis tendangan penalti dan, secara ganjil, tiga kali mencetak gol dari titik putih melawan Juventus dengan tiga klub berbeda sepanjang karirnya - termasuk ketika menyamakan kedudukan untuk Bayern dalam laga Liga Champions musim lalu di mana mereka akhirnya menang dengan skor 4-1.

Namun akibat sering meninggalkan sarangnya, ia juga pernah kena batunya. Di bulan April 2004 ketika membela Bayer Leverkusen, ia mencetak gol dari titik penalti di menit 76 untuk memperbesar keunggulan mereka 3-1 atas Schalke. Ironisnya, 30 detik kemudian, pemain Schalke mampu mencetak gol dari titik kickoff - Mike Hanke dengan mudah menyarangkan bola ke gawang yang terbuka karena Butt masih dalam perjalanan menuju gawangnya.

Dimitar Ivankov (1995-)


Mantan kiper timnas Bulgaria ini saat ini bermain untuk Bursaspor di Liga Turki. Meski tak pernah mencetak gol dari permainan terbuka, ia terbukti tajam dalam urusan eksekusi penalti - bahkan ia adalah kiper yang paling subur jika diukur dari gol lewat titik putih saja. Total selama karirnya, hingga saat ini ia sudah membukukan 42 gol.

Sumber : Bola.net


Petir Membunuh Satu Tim Sepak Bola(No Hoax!!)


Ini kisah nyata yang benar-benar terjadi , ketika pertandingan sepakbola akhir pekan di provinsi Kasai Timur -Congo, antara Bena Tshadi sebagai tuan rumah vs Basanga sebagai tim tamu terpaksa dihentikan, setelah petir menyambar 11 pemain Basanga sampai mati di liga sepak bola Republik Demokratik Kongo dan 30 orang penonton menderita luka bakar.

Anehnya, tim Bena Tshadi yang sebagai tuan rumah benar-benar tidak terluka sama sekali. Pemimpin penduduk lokal Provinsi Kasai timur mencurigai bahwa ada praktek sihir dalam pertandingan tersebut.

Sebagai catatan , tim yang terbunuh adalah tim tamu, dan para pemain dari tim tuan rumah keluar sepenuhnya tanpa terluka dalam pertandingan yang berkahir imbang 1-1.

Ini bukan pertama kalinya pertandingan sepak bola berakhir karena petir - itu terjadi di akhir pekan yang sama di Johannesburg (Afrika Selatan) di mana setengah dari pemain dari kedua tim (Jomo Cosmos dan Swallows Moroka) jatuh ke rumput.

Beberapa menggeliat di rumput memegang telinga dan mata mereka. Penonton dan staf pelatih berlari ke lapangan untuk membantu. Untungnya tidak ada orang tewas dalam pertandingan itu.



Sumber : kaskus.us


Ketika Mencetak Gol Malah Membuat Menderita


Ketika selebrasi gol berubah menjadi bencana

Tidak setiap orang bisa mencetak gol, dan tidak setiap waktu Anda bisa mencetak gol. Bahkan seorang pemain berlabel 50 juta poundsterling seperti Fernando Torres sekalipun sulit sekali mencetak gol di Chelsea musim ini. Karena itulah setiap gol yang dibuat pantas untuk dirayakan.

Merayakannya tentu bersama rekan-rekan setim. Normalnya, rekan-rekan setim Anda akan memberikan pelukan selamat kepada Anda setelah Anda mencetak gol. Tentu tak ada rekan yang malah menendang muka Anda sebagai tanda selamat, bukan?

Tetapi hal itulah yang justru terjadi di pertandingan Hong Kong FA Cup antara South China melawan Sun Hei. Kwok Kin Pong pada menit ke 61 mencetak gol yang mengubah kedudukan menjadi 2-1 untuk South China. Bukannya merayakannya dengan gembira, Kin Pong justru harus terguling-guling kesakitan karena ulah rekan satu timnya sendiri.

Chan Siu Ki yang merupakan pencetak gol pertama South China di pertandingan tersebut sebenarnya berniat memberikan selamat kepaada Kin Pong setelah sundulan terbangnya berhasil membuat timnya unggul. Namun entah kenapa ia malah terpeleset dan kakinya pun menghajar wajah Kin Pong. Terang saja Kin Pong kesakitan. Ia langsung memegangi hidungnya yang terkena sepatu Siu Ki.

Kaki Siu Ki ternyata tak hanya berbahaya bagi gawang lawan, tetapi juga bagi rekan sendiri.



Sumber : supersoccer.co.id


Pique Mengambil Jala Gawang Wembley



Barcelona tak hanya mengalahkan Manchester United dengan 2x45 menit permainan brilian di Wembley, tapi juga usai pertandingan.

Setelah menerima trofi juara Liga Champions dan melakukan victory lap di hadapan pendukung Barca yang hadir di Wembley, beberapa pemain Barca dipimpin oleh Gerard Pique melakukan hal unik yang sedikit nyeleneh: memotong jala gawang!

Pique mulai menggunting jala gawang di Wembley...

Dibantu staf pelatih dan beberapa pemain Barca lainnya, tak lama kemudian jala gawang Wembley mulai lepas oleh ulah sang juara ini...

Waka waka! Jala gawang sudah lepas dan saatnya berpesta..

Pique yang dikenal sebagai pemain yang hobi usil dan punya ulah gokil itu mulai memotong jala gawang Barca dengan gunting yang sudah dipersiapkan. Ia dibantu beberapa staf pelatih Barca. Dani Alves dan Sergio Buquets juga membantu Pique melakukan aksinya.

Berikut video aksi Pique dkk melepas jala gawang Wembley:



Konon tradisi "potong dan ambil jala" ini diinspirasi dari tim basket asal Barcelona, El Barca Basquet. Namun bagi Pique, bisa jadi jala gawang Wembley ini bisa menjadi kado spesial untuk Shakira.

Sumber : Bola.net


Minggu, 29 Mei 2011

Mengenang Tragedi Muenchen 1958





United memulai musim 57-58 dengan ambisi besar utk mearaih gelar juara divisi I dua musim berturut-turut, kini mereka memandang target lebih besar, menjuarai piala Champion. Squad yang sangat berkualitas pada saat itu diyakini bakal menjuarai pentas Eropa, tak hanya jago kandang.

Sayang tragedi pahit menghujam mereka, malapetaka yang terjadi setelah pertandingan melawan Red Star Belgrade diperempat final liga Champion. Sehari setelah pertandigan squad MU pulang dengan menumpang terbang milik British Europan Airways ( BEA ), untuk sampai ke Inggris pesawat perlu mengisi bahan bakar terlebih dahulu, maka dipilihlah bandara Riem di Munchen, Jerman...Pengisian bahan bakar berlangsung mulus.

Pesawat bernama Elizabethan itu sempat gagal take off sebanyak dua kali sebelum mengudara. Sepertinya semua akan berjalan lancar dan baik2 saja. Namun tak lama setelah mengudara tiba2 pesawat terguncang hebat dan salah satu mesin mati! Parapenumpang langsung panik " kita akan mati " teriak Johnny Berry, seorang anggota tim.

Pilot mencoba utk mengendalikan pesawat, namun sia-sia. Pesawat meluncur deras menhujam bumi. " Ya Tuhan kami tidak mampu mengatasinya " seru Kenneth Rayment ( co-pilot ). Pesawat mencium bumi, menghantam jalan dan berhenti setelah menabrak sebuah rumah dan truk berisi ban. Percikan api langsung menyulut bahan bakar yang baru saja terisi itu. Bola api raksasa terbentuk ...sangat mengerikan....

Sebelum pesawat meledak, Harry Gregg - Kiper United tampil sebagai pahlawan. Setelah berhasil keluar dengan menendang jendela Gregg kembali masuk kedalam utk menyelamatkan teman2nya. Sosol pertama yang ditemukan adalah Bert Whalley, salah satu staff pelatih Setan Merah, terbujur kaku dan telah menghembuskan nafasnya.

Tanpa mempedulikan bahaya yang setiap saat dapat merenggut jiwanya, Gregg terun mencoba menemukan korban2 lain, tubuh Bobby Charlton dan Dennis Viollet tergeletak tidak jauh dari mayat Whalley, masih bernafas, dengan sekuat tenaga ditariknya tali pinggang keduanya.

Saat itulah terdengan teriakan dari arah depan.."Lari tolol!! pesawat ini akan segera meledak" ternyata itu adalah suara James Thain sang pilot yang ternyata selamat dari maut. Meski berteriak demikian, pilot tsb masih coba menyelamatkan Rayment yang terjepit diruang kemudi.

" Aku mencoba utk menemukan temanku, Blanchy ( Jackie Blanchflower ) ternyata dia masih hidup, namun kondisinya sangat parah, lengan nya nyaris putus, disebelahnya tergeletak kapten Tim Roger Byrne sudah tak bernyawa. " tutur Gregg. Beberapa saat setelah kejadian itu aku berteriak minta tolong, saat itulah Charlton dan Viollet tiba2 berdiri disampingku.Matt Busby aku temukan terbaring diluar pesawat dengan kaki terluka parah.


Hari itu tanggal 6 Februari 1958 dicatat dalam sejarah sepakbola MU & Inggris sebagai lembaran hitam yang menyebabkan terenggutnya 8 nyawa pemain dan staff setan merah. Tim hebat dengan cita2 besar itupun hancur berantakan.

Belum kering air mata, jajaran petinggi MU harus menghadapai kenyataan bahwa klub harus tetap berlaga. FA hanya memberikan waktu kurang dari dua bulan bagi MU utk membentuk tim baru. Karena Busby cedera parah maka ia digantikan Jimmy Murphy, asistennya. Murpy lolos dari kecelakaan itu karena ia tidak ikut ke Belgrade, ia ditugaskan negaranya utk memimpin timnas Wales lawan Israel.

Hanya dua pemain yang berada dalam kondisi prima. Murphy bergerak cepat sejumlah pemain direkrut, bahkan ia berencana utk memboyong Ferenc Puskas dari Madrid, sayang batasan gaji di Liga Inggris saat itu (17 Pounds)
per minggu, sangat jauh dibawah gaji Puskas yang 800 Pounds per minggu.

Partai perdana setelah tragedi adalah menjamu Sheffield Wednesday di putaran ke 5 piala FA tanggal 19 Feb 1958. Karena belum berhasil mengumpulkan pemain, Murphy tak bisa mengisi formulir susunan pemain kepada panitia, bahkan Stanley Crowther baru bergabung empat jam sebelum partai dimulai...

Krisis tersebut mengundang simpati, stadion Old Trafford yang dipadati 59.848 penonton, hampir semuanya menangis sambil menyebut2 nama2 pemain yang tewas di Muenchen. Suasana haru bgitu terasa........

Kondisi ini membuat semangat para pemain MU terbakar, apalagi Harry Gregg & Bill Foulkes, dua pemain yang selamat dari tragendi itu. Meski Wednesday adalah tim yang tangguh pada saat itu, akhirnya MU berhasil menekuk mereka dengan skor telak 3-0. Setan Merah baru telah lahir.

pemain MU yg meninggal
1.Geoff Bent



2. Roger Byrne



3. Eddie Colman


4. Duncan Edwards



5.Mark Jones



6. David Pegg



7. Tommy Taylor



8. Liam (Billy) Whelan





berikut korban lainnya

* Walter Crickmer - Club secretary
* Bert Whalley - Chief coach
* Tom Curry - Trainer
* Alf Clarke - Journalist, Manchester Evening Chronicle
* Don Davies - Journalist, Manchester Guardian
* George Follows - Journalist, Daily Herald
* Tom Jackson - Journalist, Manchester Evening News
* Archie Ledbrooke - Journalist, Daily Mirror
* Henry Rose - Journalist, Daily Express
* Eric Thompson - Journalist, Daily Mail
* Frank Swift - Journalist, News of the World (also former England and Manchester City goalkeeper)
* Captain Kenneth "Ken" Rayment - British co-pilot yang meninggal akibat kerusakan dibagian kepala dan otak, 3 minggu kemudian.
* Bela Miklos - Travel agent
* Willie Satinoff - Supporter
* Tom Cable - Steward

Sumber : indomanutd.org


Juventus Bangun Museum Kenang Tragedi Heysel






26 tahun yang lalu terjadi sebuah tragedi yang sangat memilukan hati, 39 nyawa melayang akibat kebrutalan suporter di Stadion Heysel, Brussels.

Pada 29 Mei 2985, pertandingan final Piala Eropa yang mempertemukan Juventus dan Liverpool menjadi salah satu sejarah sepak bola yang terburuk.

Kala itu, suporter Liverpool merobohkan dinding stadion Heysel, sebelum pertandingan dimulai, setelah itu terjadi kekacauan dan juga tindak kekerasan, dilaporkan 39 nyawa melayang dan 600 suporter mengalami cedera.

Pertandingan tersebut akhirnya dimenangkan oleh Juventus dengan skor 1-0, dimana Michel Platini menjadi pahlawan Juve. Namun, meski Juve menang, hari tersebut lebih dikenang sebagai hari terkelam dalam sejarah klub.


Untuk mengenang tragedi tersebut dibuatlah sebuah monumen yang terbuat dari batu-batuan yang berasal dari Italia dan Belgia, di monumen tersebut tertulis sebuah puisi yang berjudul "Funeral Blues" yang dibuat oleh penyair Inggris, W.H. Auden.

Selain itu tertulis nama-nama orang yang menjadi korban atas tragedi tersebut.

Kini setelah 26 tahun berlalu, Juventus akan membuat sebuah museum yang akan ditempatkan di salah satu ruang di stadion baru Juve.

Pada museum tersebut akan dihiasi oleh 39 bintang kecil yang menandakan jumlah korban yang tewas, selain itu ada sebuah bintang yang didedikasikan kepada Gaetano Scirea kapten Juventus di pertandingan tersebut.

Rencananya, Museum Juventus tersebut akan dibuka pada musim panas 2012, keluarga para korban akan diberikan akses khusus untuk masuk ke museum tersebut dan juga mereka tak akan dikenakan biaya masuk alias gratis.

Sumber : Bola.net


Jumat, 27 Mei 2011

Sejarah permusuhan viking dan the jak mania


VS


Perseteruan antar suporter Persija dan Persib sudah berlangsung lama, tepatnya sejak tahun 2000 yaitu bertepatan dengan Liga Indonesia 6 berlangsung. Di putaran 1 sekitar 6 buah bis suporter Persib datang ke Lebak Bulus dan masuk ke Tribun Timur. Dan terdiri dari banyak.unit suporter seperti Balad Persib, Jurig, Stone Lovers, ABCD, Viking dll.

Saat itu yang terbesar masih Balad Persib. Meski sempat nyaris terjadi gesekan dengan the Jakmania, tapi alhamdulilah tidak terjadi bentrokan yang lebih luas. Justru kita suporter Persib bergerak ke arah the Jakmania tuk berjabat tangan. Gw inget banget yel-yel kita waktu itu : “ABCD … Anak Bandung Cinta Damai”. Selesai pertandingan suporter Persib juga didampingi the Jakmania menuju bus. Dan The Jakmania mengikuti dengan menyanyikan lagu Halo Halo Bandung.

Penerimaan the Jakmania membuat kita (Viking) berniat tuk mengundang datang ke Bandung saat putaran 2. Dialog berlangsung lancar karena seorang Pengurus the Jakmania yang bernama Erwan rajin ke Bandung tuk bikin kaos. Hubungan Erwan dengan Ayi Beutik juga konon akrab banget sampe2 Erwan pernah cerita kalo dia suka sama adiknya Ayi Beutik.

Melalui Erwan jugalah Viking menyatakan keinginannya tuk mengundang dan menyambut the Jakmania di Bandung meski kita sendiri masih khawatir dengan sikap bobotoh yang lain. The Jakmania saat itu belum sebesar sekarang. Yang nonton di Lebak Bulus aja cuma di sisi Selatan tribun Timur. Jadi bersebelahan dengan Viking. Nah ajakan Viking itu langsung ditanggapi oleh the Jakmania yg memang sudah punya niat jg tuk melakoni partai tandang.


Dibentuklah kemudian perencanaan, salah satunya dengan mengutus Sekum dan Bendahara Umum the Jakmania saat itu yaitu Sdr Faisal dan Sdr Danang. Mereka ditugaskan tuk melobi Panpel Persib dari mulai masalah tiket hingga tribun the Jakmania. Kebetulan Danang lagi kuliah di Bandung sehingga tempat kosnya jadi tempat kumpulnya the Jakers disana. Karena The Jakmania belum berpengalaman mengkoordinasikan anggota tuk nonton tandang. Justru yang menjadi masalah justru bukan di koordinator kepada Panpel Persib tapi di anggota The Jakmania itu sendiri.

Banyak anggota yang bandel daftar pada hari H nya. Jumlah yang tadinya cuma 400 orang berkembang menjadi 1000 orang lebih! Bayangin gimana repotnya Pengurus The Jakmania nyari bis tuk ngangkut segitu banyak orang. Akibatnya The Jakmania berangkat baru jam 12 siang! Itu juga terpecah menjadi 3 rombongan. Satu bis berangkat lebih dulu karena akan ganti ban. Disusul 4 bus kemudian. Dan terakhir berangkat dengan 4 bus tambahan.

Keberangkatan The Jakmania sendiri juga masih diliputi keraguan apakah dapat tiket atau tidak. Tim Advance yang diutus mendapatkan kesulitan mencari tiket. 4 hari sebelum pertandingan terjadi kerusuhan di stadion Siliwangi akibat distribusi tiket yang kurang lancar. Ada seorang Vikers yang menganjurkan the Jak tuk hadir di acara khusus pertemuan tim dengan suporternya. Faisal, Danang dan Budi ambil keputusan tuk hadir di acara itu. Disana mereka sempat bertemu Walikota Bandung, Kapolres, Ketua Panpel dan Ketua Keamanan.

Mereka semua menjamin bahwa the Jakmania akan bisa masuk dan tiket akan disiapkan khusus. Paling tidak itulah info yang gw dapet dari tim Advance The Jakmania. 1 bis pertama tiba di Stadion Siliwangi. Viking siap menyambut dan mempersilahkan masuk ke stadion, padahal tiket belum di tangan. Sayang hal yang dikhawatirkan Viking terbukti. Perlahan tapi makin lama makin banyak datanglah bobotoh nyamperin the Jak dengan sikap yang tidak simpatik. Melihat gelagat buruk ini Viking minta the Jak tuk keluar dulu ke stadion sambil menunggu rombongan berikut.

Sembari menunggu, gw dan beberapa rekan dari The Jakmania ada yang melaksanakan sholat ashar dulu. Ketika selesai sholat, mulailah terjadi hal2 yang tidak diinginkan. Rekan2 kita dari the Jakmania mendapatkan pukulan disana sini dengan menggunakan kayu. Salah satunya tersungkur berlumuran darah yang keluar dari kepalanya. Melihat situasi ini the Jakmania kembali diungsikan menjauh dari stadion. Rombongan besar 8 buah bis akhirnya tiba juga. Tapi karena terlambat, stadion Siliwangi sudah penuh sesak. Lagipula kita tetap tidak berhasil mendapatkan tiket.

Panpel memang kelihatan salah tingkah dan berusaha mengumpulkan dari calo2 yang masih beredar di sekitar stadion, namun jumlahnya juga tidak memadai hanya 300 lembar.
Sementara bobotoh yang masih berada di luar juga mulai melakukan serangan terhadap the Jakmania. Gw sempet coba menenangkan dan cekcok dengan seorang rekan bobotoh yang ngambil dengan paksa kacamata anggota The Jakmania. Bobotoh itu bilang kalo dia kesal sama anak Jakarta karena mereka juga diperlakukan dengan tidak simpatik di Jakarta ketika menyaksikan pertandingan Persijatim vs Persib di Lebak Bulus.

Bobotoh tidak mau tau kalo Persijatim tu beda dengan Persija. Seingat gw kejadian ini sempat direkam foto oleh wartawan dari Tabloid GO dan terpampang jelas esoknya di media tersebut. Gw lalu ngambil inisiatif tuk nyari rombongan pertama the jakmania yang dateng duluan dan mengajak mereka tuk gabung ke rombongan besar.
Disana gw minta maaf ke semua anggota The Jakmania karena gagal membawa rombongan sampai masuk ke stadion dan pulang dengan aman. Di situ dari Panpel juga sempat minta maaf. Namun kondisi ini tidak bisa diterima oleh seluruh rombongan The Jakmania, bahkan mereka juga tidak mau berjabat tangan dengan gw dan 2 orang Viking lainnya yang masih setia mengawal meski pertandingan sudah berlangsung.

Ketika rombongan hendak pulang, tiba2 The Jakmania diserang lagi oleh bobotoh yang masih nunggu di luar stadion. Kondisi ini jelas tidak bisa diterima oleh The Jakmania. Sudah ga bisa masuk masih juga diserang. Akhirnya The Jakmania balas perlakuan mereka (Oknum Bobotoh).
Jumlah bobotoh di luar stadion masih ratusan sehingga terjadilah bentrokan yang mengakibatkan pecahnya kaca2 mobil akibat terkena lemparan dari kedua kubu. Ketika polisi datang, keributan mereda dan the Jakmania mulai beranjak pulang. Sempat pula terjadi bentrok beberapa kali ketika rombongan berpapasan dengan bobotoh yang pulang karena tidak kebagian tiket.

Sejak saat itulah api dendam dan permusuhan terus berkobar di kedua belah pihak. Puncaknya di acara Kuis Siapa Berani di Indosiar. Acara ini diprakarsai oleh Sigit Nugroho wartawan Bola yang terpilih menjadi Ketua Asosiasi Suporter Seluruh Indonesia. Sayang bentrokan ternyata ga bisa dihindari. Bukan gw memihak tapi faktanya memang Viking yang mulai.
Mereka neriakin yel2 “Jakarta Banjir” yang dibales juga oleh the Jak. Suasana memanas hingga akhirnya terjadi benturan fisik. Letak Indosiar di Jakarta, jadi ga heran pelan2 berdatanganlah para suporter Persija kesana. Suasana sudah tidak terkendali dan atas inisiatif Polisi dan Indosiar, Viking langsung diungsikan dengan menggunakan truk Polisi. Namun kejadian ini ternyata dah menyebar luas kemana-mana hingga akhirnya terjadilah penyerangan terhadap rombongan Viking di tol Kebon Jeruk.

Sumber : Kaskus.us


Senjata Para Suporter Klub Sepak Bola Italia

Ternyata tidak hanya para pendukung (suporter) Persija (Jakmania) saja yang membawa sejumlah senjata tajam dan terkena razia polisi, ternyata di Roma, Italia, para suporter tim sepakbola Lasio dan Roma yang sedang bertanding, juga tidak mau kalah membawa senjata berbahaya, seperti senjata-senjata yang disita oleh polisi Italia dari para suporter sepakbola Italia yang tampak pada foto-foto di bawah ini.








Sumber : Klikunic.com


Gurita 'Iker': United Juara Liga Champions!


Iker sang gurita "peramal" telah memperkirakan Manchester United akan mengalahkan Barcelona untuk meraih mahkota juara Eropa pada final Sabtu (28/5) di London.

Iker meramalkan United menjuarai Liga Champions dengan memilih untuk memakan sarden dari gelas silinder yang dihiasi dengan lambang klub tersebut daripada satu silinder dengan lambang Barcelona di Sea Life Aquarium di resor selatan Benalmadena.

Namun Barca tidak perlu cemas, karena Iker bulan lalu salah meramalkan saingan berat klub Spanyol tersebut, Real Madrid yang akan berangkat ke Wembley untuk final.

Namun cephalopoda seberat 16-kilo (35-pound) dari Pasifik tersebut, yang diberi nama seperti kiper Real Madrid, Iker Casillas, meramalkan dengan benar hasil imbang Real 1-1 melawan Barcelona dalam La Liga pada 16 April dan kemenangan klub tersebut atas klub Catalan itu pada final Piala Raja empat hari kemudian.

Selama Piala Dunia di Afrika Selatan tahun lalu, Paul, seekor gurita di satu kota di Jerman Oberhausen, menjadi terkenal di dunia setelah meramalkan semua hasil yang melibatkan tim Jerman, termasuk hasil final, yang dimenangi Spanyol.

Paul kemudian mati pada 26 Oktober 2010

Sumber : bola.net


Kamis, 26 Mei 2011

Gol Free Kick Cantik Giandonato 'Beckham Dari Vinovo'


Laga perpisahan dari Gary Neville hari kemarin mungkin akan selalu ia kenang, karena itu terakhir kalinya ia berseragam Manchester United. Namun ia tak akan sendirian mengenangnya.

Bocah muda dari Vinovo bernama Manuel Giandonato juga akan selalu mengenang laga tersebut, di laga kontra Juventus itu seorang juara yang merayakan perpisahannya, dan seorang bintang muda hadir menjadi bintang pada malam itu.

Giandonato memperlihatkan gol briliannya dari sepakan bola mati. Bahkan ia lakukan di stadion sekelas Old Trafford. Tempat yang dulunya akrab dengan tendangan seperti itu milik mantan bintang mereka, David Beckham.

"Saya mencetak gol yang biasa dilakukan oleh Beckham, bahkan di depan Beckham sendiri. Di karir saya ini, saya tidak pernah merasa bisa mencetak gol di sebuah momen yang penting dan malam ini saya mendapatkan kesempatan yang bagus dan mengkonversikannya menjadi gol, ucapnya di Juventus.com.




Sumber : bola.net


Beckham vs Fans United di Old Trafford


Momen menarik dari laga testimonial Gary Neville di Old Trafford, Rabu (25/5) dini hari WIB kemarin ketika David Beckham "menangkap" seorang suporter yang berlari masuk ke lapangan.

David Beckham rela jauh-jauh datang ke Inggris, meninggalkan LA Galaxy untuk bermain di laga testimonial sahabat dekatnya, Gary Neville. Ini merupakan pertama kalinya Beckham berkostum merah di Old Trafford sejak 2003.

Beckham menunjukkan aksinya, tak cuma mengeksekusi set piece, tapi juga menangkap seorang pitch invader cilik yang berlari ke dalam lapangan saat pertandingan berlangsung.

Setelah beberapa tahun di Amerika, tentunya Beckham tak kesulitan menangkap orang berlari, seperti adegan yang sering kita temui di olahraga tradisional orang Amerika, American Football.





Sumber : Bola.net


Jus Kodok, Resep Rahasia Park Ji-Sung


Jelang final Liga Champions menghadapi Barcelona, gelandang Manchester United Park Ji-Sung membeberkan rahasia kebugarannya.

Gelandang asal Korea Selatan itu minum jus kodok untuk selalu tampil dengan kondisi fisik fit dan stamina terjaga.

Park menceritakan bahwa saat ia kecil, ayahnya sering menangkap kodok (katak) liar untuk direbus dan dijadikan jus. Meski rasanya tak enak, Park tetap meminumnya untuk meningkatkan kekuatan.

"Saya dulu kurus dan lemah, kemudian ayah mendengar bahwa jus kodok bisa meningkatkan ukuran tubuh dan kekuatan. Ayah kemudian menangkap kodok liar. Rasanya sangat tak enak, tapi saya tetap meminumnya karena ingin menjadi pemain sepak bola yang kuat," kata Park.

"Jus kodok katanya sangat bagus untuk kesehatan dan membuat saya lebih kuat. Saya memakannya untuk meningkatkan kesehatan saya," lanjutnya.

Pada Piala Dunia 2010 lalu, Park juga menceritakan resep serupa, yakni kodok yang direbus dan dijadikan jus untuk meningkatkan stamina dan membantu pertumbuhan.

Park berharap ia bisa memberikan yang terbaik untuk Manchester United setelah pada kesempatan pertama di final Liga Champions tahun 2009 lalu, ia gagal memberi gelar juara karena kalah dari Barcelona pada final di stadion Olimpico, Roma.

Sumber : bola.net


Rabu, 25 Mei 2011

Abidal: Messi Itu Pemain Dari Planet Lain


Jelang beberapa hari sebelum Final Liga Champions di kota London, Eric Abidal salah satu bek Barcelona memuji tinggi rekan satu timnya yang kini menjadi top skor sementara Liga Champions, siapa lagi kalau bukan Lionel Messi.

Bagi bek yang baru sembuh pasca menjalani operasi liver tersebut menilai sosok El Pulga ibarat alien di dunia ini, menurut Abidal bocah Argentina tersebut seperti berasal dari planet lain dengan kemampuan mempesonanya tersebut.

Kepada UEFA.com, bek asal Prancis tersebut membuka cerita, "Masalah dengan Messi adalah tidak satu pun bisa tahu apa yang bakal ia lakukan, dia seperti dari planet lain, dia bisa melakukan apa pun, dia membuktikannya dalam usainya yang masih begitu muda,"

"Dia sudah pasti akan masih memiliki tahun panjang ke depannya, saya pun berharap ia bakal bisa meraih trofi Ballon d'Or melebihi siapa pun dengan talentanya itu,"

"Kami menyaksikan sendiri kehebatannya ketika melawan Real Madrid di babak Semifinal lalu, dalam kedudukan 1-0 ia melewati empat bek mereka untuk menambah gol kemudian,"

UEFA.com juga menyodori pertanyaan lucu kepada Abidal, terkait apa kiranya resep jitu mematikan rekan satu timnya tersebut, namun Abidal menolaknya sembari tersenyum.

"Itu jelas menjadi rahasia kami, jika saya jawab pertanyaan tersebut, maka hal itu akan menyebar kepada seluruh lawan-lawan kami pastinya," pungkas sang bek kiri tersebut.

Sumber : Bola.net


Selasa, 24 Mei 2011

Saat Kai Rooney Ikut Berpesta di Old Trafford

Wayne Rooney turut mengajak anak dan istrinya, Kai dan Coleen, pada pesta perayaan juara dan penyerahan trofi Premier League di Old Trafford, Minggu (22/5).



Tampak Rooney bercengkerama dan menggendong Kai, tak lupa Rooney mengalungkan medali juara Premier League yang diraihnya pada si kecil Kai.



Meski disaksikan lebih dari 60 ribu penonton di Old Trafford, Kai tak canggung ikut merasakan pesta juara pertama sepanjang hidupnya. Maklum, Kai lahir pada November 2009 dan baru kali ini melihat ayahnya mengangkat trofi dan mengalungkan medali, meski ia sendiri belum tahu apa arti gelar liga ke-19 bagi United.



Kai bahkan belum mau menendang bola di depan gawang yang kosong, yang akhirnya ditendang sendiri oleh Rooney senior.


Stadion Terbesar Di Dunia








Rungrado May Day Stadium Terletak di Pyongyang, Korea Utara merupakan stadion terbesar didunia saat ini stadion ini mampu menampung 150.000 penonton. Stadion Mei Pertama RÅ­ngrado, atau Stadion May Day, adalah sebuah stadion multi-fungsi di Pyongyang, Korea Utara yang selesai pada tanggal 1 Mei 1989.
Stadion ini dibangun sebagai sebuah stadion utama untuk edisi 13 Festival Pemuda dan Pelajar Dunia pada tahun 1989. Saat ini digunakan untuk pertandingan sepak bola, atletik, beberapa buah pertandingan, tapi paling sering untuk Festival Arirang (juga dikenal sebagai Mass Games). Stadion ini memiliki 150.000 kursi,[1] yang merupakan stadion non-balap mobil berkapasitas terbesar di dunia.





Nama stadion ini diambil dari nama Pulau Rungra yang terletak di Sungai Taedong, tempat stadion ini berasal, dan May Day merupakan perayaan hari buruh internasional, yang terutama dirayakan di kalangan komunis. Atapnya yang bergelombang memiliki 16 lengkungan yang diatur seperti sebuah cincin, yang dapat dikatakan menyerupai parasut atau kembang magnolia.

Stadion ini menyelenggarakan acara di lapangan utama seluas 22.500 m2 (242.000 ft2. Luas keseluruhan dari stadion ini melebihi 207.000 m2 melewati delapan tingkat, dan cuping tertinggi atapnya berada pada ketinggian lebih dari 60 m (196 ft 10 in) dari permukaan tanah.

Sementara stadion digunakan untuk kegiatan - kegiatan olahraga, stadion ini sangat dikenal sebagai tempat pertunjukkan dan penampilan besar dalam rangka memperingati Kim Il-sung.








Stadion Rungrado May Day
Lokasi Pyongyang, Korea Utara
Dibuat 1989
Dibuka 1 Mei 1989
Permukaan Rumput
Kapasitas 150.000
Ukuran lapangan Lapangan utama : 22.500m2
Total keseluruhan : lebih dari 207.000 m2

Sumber : http://my-dummy89.blogspot.com/


Senin, 23 Mei 2011

10 striker terbaik sepanjang masa







10. Roberto Baggio


Sayangnya, Baggio lebih diingat dengan kegagalannya mengeksekusi tendangan dari titik putih sehingga Italia kalah adu penalti melawan Brasil di final Piala Dunia 1994. Tapi, tanpa penampilan Baggio yang gemilang sepanjang turnamen itu, Azzurri tak mungkin mencapai final. Ia menjadi anak emas sepakbola Italia sejak bergabung dengan Fiorentina pada 1985, sebelum rekor transfernya ke Juventus menjelang Piala Dunia 1990. Dikenal dengan sebutan “The Divine Ponytail” karena rambut kuncir dan ketaatannya menjalankan agama Budha, Baggio meraih scudetto dua kali – bersama Juventus pada 1994/95, dan AC Milan pada musim berikutnya. Pemain Terbaik Dunia versi FIFA pada 1993.


9. Alessandro Del Piero


Juventus forever, per sempre, selamanya! Itulah si Pinturicchio yang sudah lima kali scudetto bersama Bianconeri dan menjadi ikon klubnya dengan 500 penampilan lebih. Sama halnya dengan Batigol, ia pun menolak keluar dari klubnya yang degradasi pada 2006 akibat kasus Calciopoli. Titel U-21 Eropa pada 1994 dan 1996 disandangnya, ditambah lagi gelar juara Piala Dunia 2006. Loyalitas adalah emas!

8. Marco van Basten


Torehan 218 gol dari 280 penampilan bersama Ajax dan AC Milan bukan prestasi yang mudah diraih. Ia juga mengoleksi hattrick gelar pada 1992 – Pemain Terbaik Dunia versi FIFA, Pemain Terbaik Eropa, dan Pemain Terbaik Dunia. Marco van Basten menjadi pemain yang sukses mengikuti jejak Johan Cruyff, sekaligus memimpin Belanda juara Eropa untuk pertama kalinya pada 1988. Bersama AC Milan, ia meraih Piala Eropa pada 1989 dan 1990. Sayangnya, cedera pergelangan kaki memaksanya pensiun lebih dini. Meski demikian, Van Basten tetap berkiprah dalam dunia sepakbola. Ia melatih timnas Belanda pada 2004-08.


7. Ronaldo (Ronaldo Luiz Nazario da Lima)


Sang fenomena sudah dua kali meraih hattrick gelar Pemain Terbaik FIFA, Eropa dan Dunia. Nama Ronaldo mulai bangkit ketika melesatkan 58 gol dalam 60 pertandingan di awal karirnya bersama Cruzeiro pada. Setelah dua musim yang gemilang bersama PSV Eindhoven, ia bergabung dengan Barcelona pada 1996 dan membukukan 34 gol dalam 37 laga untuk menjadi topskor. Bersama Inter Milan, Ronaldo ‘mengejek’ gaya pertahanan klub Italia lainnya. Alhasil, 25 gol dikemasnya, sekaligus membawa Inter juara Piala UEFA – semuanya dalam musim pertamanya. Ia juga meraih topskor pada dua musim pertamanya bersama Real Madrid. Duka kekalahan 3-0 dari Prancis pada final Piala Dunia 1998 terhapus, ketika Ronaldo membawa Brasil juara Piala Dunia berikutnya. Ia menjadi topskor dengan 8 gol, dan dua di antaranya dicetak di final melawan Jerman.


6. Bobby Charlton (Sir Robert Charlton)


Inilah salah satu pemain terbaik Inggris sepanjang masa. Bobby Charlton meraih 106 caps dan 49 gol bersama timnas Inggris. Sebagai bagian dari “Busby Babes” yang selamat dari tragedi Munich 1958, Charlton sepuluh tahun kemudian membawa Manchester United menjadi klub pertama Inggris yang juara Piala Eropa. Charlton juga membantu tuan rumah Inggris meraih Piala Dunia 1966. Perlawanan Charlton kontra Eusebio di semifinal melawan Portugal dikenang sebagai pertandingan terbaik Inggris sepanjang masa.


5. Alfredo Di Stefano



Ketika membela Real Madrid, Di Stefano mengoleksi delapan titel Liga Spanyol dan memenangkan lima edisi pertama Piala Eropa. Ia juga melesatkan gol dalam setiap pertandingan final. Kepemimpinannya di lapangan ditambah skill menakjubkan membuat Di Stefano menjadi faktor utama Real Madrid mendominasi Eropa pada akhir 1950-an. Namun, Di Stefano gagal di tingkat internasional. Ia pernah memperkuat timnas Argentina, Kolombia dan Spanyol, tapi tak satupun gelar Piala Dunia direbut. Ia selalu dikenang ketika menciptakan hattrick saat Real Madrid membantai Frankfurt 7-4 untuk mengangkat trofi Piala Eropa kelima kalinya beruntun.


4. Ferenc Puskas


Inilah striker yang kualitasnya akan sulit ditemui lagi di Hongaria. Bersama timnas, ia mencatat rekor 84 gol dari 85 caps. Tubuhnya pendek, dadanya rata, tapi kekuatannya terletak pada kaki kirinya yang mampu melepaskan tembakan secepat kilat. Setelah meraih medali emas Olimpiade 1952 sekaligus mengakhiri dominasi Inggris di Eropa, timnas Hongaria menjadi favorit juara Piala Dunia 1954. Tim berjuluk “Mighty Magyars” melesakkan 17 gol dalam babak grup sebelum menyingkirkan Brasil dan Uruguay. Meskipun cedera berat, Puskas memaksakan dirinya tampil di final, bahkan mencetak gol sebelum kalah secara menyakitkan oleh Jerman Barat.


3. Eusebio (Eusebio da Silva Ferreira)


Pemenang Sepatu Emas di Piala Dunia 1966 ini mencetak sembilan gol buat Portugal sebelum tersingkir di semi-final oleh tuan rumah Inggris, yang kemudian keluar sebagai juara. Eusebio menjadi pemain Afrika pertama (kelahiran Mozambique) sehingga dikenal sebagai “Pele versi Eropa” – dan hingga kini masih dinobatkan sebagai pemain terbaik Portugal sepanjang masa. Dari Benfica hingga Sporting Lisbon, nama Eusebio bersinar di usia 19, ketika mencetak hat-trick ke gawang Santos (yang kala itu diperkuat Pele) pada Turnamen Paris 1961. Eusebio menjadi topskor Liga Portugal tujuh kali dan meraih Pemain Terbaik Eropa pada 1965. Dua golnya ke gawang Real Madrid membantu Benfica meraih Piala Eropa untuk kedua kalinya pada 1962. Sayangnya, ia cedera lutut dan terpaksa gantung sepatu pada umur 32 tahun. Ia menorehkan 41 gol dari 64 caps internasional.


2. Johan Cruyff


Inilah master of total football. Kapten Cruyff memimpin Belanda di Piala Dunia 1974, dengan mencetak dua gol baik ke gawang Argentina maupun Brasil, sebelum dikalahkan Franz Beckenbauer dan Jerman Barat di partai puncak. Johan Cruyff merupakan nama paling terkenal dalam sejarah sepakbola Belanda. Ia menjadi pemeran utama dalam dominasi Ajax di kancah Eropa pada era 1970-an. Ia mendominasi Belanda dengan delapan titel domestik bersama Ajax ditambah satu lagi di Feyenoord. Tiga gelar Piala Eropa berturut-turut diraih pada 1970 hingga 1973 sebelum hijrah ke Barcelona. Ia pensiun menjelang Piala Dunia 1978, dan selanjutnya sukses melatih dua bekas klubnya.


1. Pele (Edson Arantes do Nascimento)


Pada usia 17 tahun, Pele memborong enam gol di Piala Dunia 1958, dan menjadi sumber inspirasi Brasil meraih titel pertamanya. Karirnya penuh dengan prestasi, di dalam maupun luar lapangan, dan saat ini menjadi duta besar sepakbola. Angka-angkanya: 470 gol dalam 412 penampilan bersama Santos, dan 77 gol dari 92 caps di timnas Brasil. Tiga kali juara Piala Dunia, sepuluh titel Campeonato Paulista, dua Copa Libertadores. Butuh penjelasan apa lagi?

Sumber : http://haxims.blogspot.com


Twitter Delicious Facebook Digg Favorites More