Senin, 30 Mei 2011

Kisah para kiper yang membobol gawang lawan





Tugas seorang kiper adalah mempertahankan gawangnya dari kebobolan, namun akan menjadi nilai lebih jika ia pun memiliki kemampuan untuk mengoyak gawang lawan - seperti Rogerio Ceni, misalnya.

Mantan kiper timnas Brasil berusia 38 tahun itu sudah mencetak gol yang ia klaim sebagai catatan ke-100 sepanjang karirnya.

Gol yang ia cetak dari tendangan bebas itu memberikan kemenangan 2-1 Sao Paulo atas rival mereka, Corinthians.

Namun kiper yang memiliki kemampuan istimewa itu tak hanya Rogerio Ceni seorang. Berikut beberapa di antaranya:

Charlie Williams (1891-1908)

Williams dipercaya sebagai kiper pertama yang mencetak gol dalam laga profesional, saat ia melesakkan bola ke gawang lawan dari tendangan gawang. Golnya itu menyamakan kedudukan bagi Manchester City sebelum akhirnya menyerah dari Sunderland 3-1 di bulan April 1900.

Seorang koresponden menulis tentang laga itu di Daily Mirror pada tahun 1961: "Dalam aturan kala itu gol tersebut disahkan, namun pekan berikutnya FA membuat aturan baru bahwa gol tak bisa dicetak langsung dari tendangan gawang."

Namun fakta pertandingan itu sedikit kabur karena enam dekade kemudian terkuak bahwa laga itu dimainkan di kandang Sunderland, bukannya di kandang City serta gol tersebut 'dihadiahkan' sebagai gol bunuh diri Ned Doig: kiper Sunderland itu salah mengantisipasi bola dan membelokkannya ke gawang sendiri - jadi tembakan itu tak langsung berasal dari tendangan gawang.

Harry Dowd (1960-1974)


Dikenal sebagai kiper yang gemar menggiring bola, Dowd bermain untuk Manchester City di Divisi Dua melawan Bury bulan Februari 1964 ketika ia mengalami cedera bahu. Tak ada lagi jatah pergantian pemain, Dowd bertukar posisi dengan penyerang Matt Gray dan memenuhi mimpinya bermain sebagai penyerang.

City saat itu sudah tertinggal 1-0 di Maine Road ketika tujuh menit mendekati bubaran Derek Kevan melepaskan tembakan yang menghantam mistar gawang. Dowd kemudian meneruskan bola liar ke sudut jauh gawang dan menyelamatkan poin City, meski saat mencetak gol tersebut ia harus terjatuh tepat di bahunya yang mengalami cedera. Itu pun menjadi satu-satunya gol yang ia cetak sepanjang karirnya.

Peter Schmeichel (1981-2003)


Schmeichel sudah pernah mencetak gol selama bermain di Denmark, namun ia membuka pundi golnya bersama Manchester United saat bermain imbang 2-2 di kandang melawan Rotor Volgograd di Piala UEFA musim 1995-1996, di mana saat itu Setan Merah tersingkir di putaran pertama.

Golnya di menit 89 itu, yang hadir setelah ia berulang kali masuk ke kotak penalti Rotor, setidaknya mampu mempertahankan rekor tak terkalahkan United selama 39 tahun kala bermain di kandang pada kompetisi Eropa.

Saat membela Aston Villa di musim 2001-2002, ia menjadi kiper pertama yang mencetak gol di Premiership saat ia melepas tembakan voli dari situasi sepak pojok, meski mereka akhirnya kalah 3-2 dari Everton.

Jose Luis Chilavert (1982-2003)


Dengan pencapaian 62 gol sepanjang karirnya, ditambah delapan gol untuk timnas Paraguay, Chilavert membuktikan dirinya sebagai spesialis tendangan bebas dan juga algojo penalti yang hanya bisa disaingi oleh torehan gol Rogerio Ceni.

Salah satu aksinya yang paling dikenal adalah ketika ia mencetak gol untuk Velez Sarsfield, hampir dari separuh lapangan melawan River Plate di tahun 1996.

Namun ia juga akan selalu dikenang dengan segala kontroversi yang melingkupi karirnya: mulai meninju Diego Maradona di tahun 1994, bertikai dengan Faustino Asprilla di tahun 1997 hingga pengajuan statusnya sebagai persona non grata di Argentina ketika ia memberi nasehat pada Jepang bagaimana cara mengalahkan tim Tango.


Rene Higuita (1985-2010)


Higuita menjamin namanya tak akan dilupakan dengan mudah, terutama di Piala Dunia 1990 Italia ketika ia menerima backpass dalam posisi sweeper, berusaha melewati Roger Milla namun ia gagal dan akhirnya Kamerun mampu mencetak gol kedua yang memastikan kemenangan 2-1 mereka atas Kolombia.

Ia tak ambil bagian empat tahun kemudian di Amerika Serikat karena harus mendekam di penjara. Namun ia kembali menjadi pembicaraan di tahun 1995, ketika dalam sebuah laga persahabatan kontra Inggris di Wembley, ia menghalau tembakan Jamie Redknapp dengan aksi yang dikenal sebagai 'Scorpion Kick'. Hal itu menjadi hiburan untuk 20.000 penonton yang sudah kadung kecewa dengan hasil laga yang berakhir imbang 0-0.

Tak hanya itu, ia juga penendang penalti yang handal - menyarangkan 37 gol dalam laga resmi, ditambah tujuh gol dari tendangan bebas.

Eric Viscaal (1986-2009)

Pemain asal Belanda ini sejatinya bukanlah seorang kiper, namun saat membela klub Belgia, Gent, ia terpaksa berdiri di bawah mistar gawang ketika kiper utama Zsolt Petry, diusir wasit saat laga tersisa lima menit saja melawan Cercle Brugge di musim 1992-1993. Itu pun membuat mereka harus diganjar penalti.

Tak bisa lagi melakukan pergantian pemain, Viscaal yang beroperasi sebagai gelandang, maju menjadi kiper. Gent saat itu sudah tertinggal 0-1, dan Viscaal mampu menggagalkan eksekusi lawan. Yang lebih hebat lagi, Gent kemudian balik mendapat hadiah penalti dan Viscaal yang maju menjadi algojo sukses melaksanakan tugasnya untuk mengamankan hasil imbang 1-1.

Jorge Campos (1988-2004)

Kiper asal Meksiko ini mengatakan jika laga yang ideal adalah 45 menit di gawang dan 45 menit sebagai penyerang, dan ia memang bermain di lini depan untuk klub pertamanya, Pumas, di mana ia bisa mencetak 14 gol di tahun 1989.

Meski bermain di bawah mistar gawang, Campos cenderung suka memamerkan kemampuannya dan itu mendapatkan pujian dari mantan pelatih Meksiko, Cesar Menotti. "Dengan bermain jauh ke depan, ia bisa mencegah serangan balik."

Dalam laga persahabatan kontra Bulgaria di Januari 1994, kiper yang dikenal dengan kostum flamboyan yang ia desain sendiri, kena batunya saat ia gagal menggocek bola melewati lawan. Akibatnya ia kehilangan tempat di tim utama, sebelum ditarik kembali ke timnas oleh pelatih Miguel Mejia Baron jelang Piala Dunia. Ia pun diperintahkan untuk tetap memainkan perannya sebagai 'kiper-sweeper'.

Sepanjang karirnya, Campos telah melesakkan 38 gol namun tak satu pun ia persembahkan untuk timnas Meksiko.

Jens Lehmann (1988-)

Lehmann mencetak gol legendaris di menit akhir untuk Schalke dan menyamakan kedudukan 2-2 melawan rival bebuyutan mereka Borussia Dortmund di tahun 1997. Ia sudah membuka pundi golnya dengan gol dari titik penalti ketika Koenigsblauen mereka menang 6-2 atas 1860 Munich di tahun 1995, namun golnya dalam partai Revierderby tersebut menjadikannya sebagai kiper pertama yang mencetak gol dari permainan terbuka di Bundesliga.

Namun ia mengatakan, "Saya sudah kebobolan dua gol sebelumnya dalam laga itu. Itu selalu memberi Anda perasaan bersalah. Dengan gol saya, semuanya menjadi sempurna, namun saya merasa lebih marah ketika kebobolan ketimbang bahagia karena mencetak gol."

Jimmy Glass (1991-2001)

Glass yang hanya bermain sebanyak tiga laga untuk Carlisle, menjadi legenda klub ketika ia dipinjamkan secara darurat dari Swindon di akhir musim 1998-1999. Saat itu Carlisle menghadapi prospek terdegradasi ke divisi Conference setelah lebih dari 70 tahun berkiprah di divisi Football League.

Di laga terakhir musim, Carlisle membutuhkan kemenangan atas Plymouth sementara mereka juga mengharap Scarborough tergelincir melawan Peterborough demi bisa lolos dari jerat degradasi.

Di menit 49 Carlisle justru tertinggal dari Plymouth, namun harapan mereka terbuka ketika berhasil menyamakan kedudukan di menit 60. Pada laga lainnya, Scarborough diimbangi Peterborough, dan fans Carlisle pun yakin timnya bakal turun kasta ketika laga sudah memasuki injury time. Di menit 94, Glass maju menyambut umpan tendangan pojok dan mencetak gol dengan tendangan terakhir dalam laga itu, sekaligus membuat fans Carlisle larut dalam euforia.

"Saya tak pernah mencetak gol sebelumnya, namun itu cuma keberuntungan. Saya hanya menendangnya, dan hal yang saya tahu kemudian adalah saya berada di bawah 2000 orang," kata Glass, yang saat itu tampil kali terakhir untuk Carlisle dan ia juga tak pernah mencetak gol lagi di sisa karirnya.

Hans-Jorg Butt (1994-)

Kiper Bayern Munich ini adalah spesialis tendangan penalti dan, secara ganjil, tiga kali mencetak gol dari titik putih melawan Juventus dengan tiga klub berbeda sepanjang karirnya - termasuk ketika menyamakan kedudukan untuk Bayern dalam laga Liga Champions musim lalu di mana mereka akhirnya menang dengan skor 4-1.

Namun akibat sering meninggalkan sarangnya, ia juga pernah kena batunya. Di bulan April 2004 ketika membela Bayer Leverkusen, ia mencetak gol dari titik penalti di menit 76 untuk memperbesar keunggulan mereka 3-1 atas Schalke. Ironisnya, 30 detik kemudian, pemain Schalke mampu mencetak gol dari titik kickoff - Mike Hanke dengan mudah menyarangkan bola ke gawang yang terbuka karena Butt masih dalam perjalanan menuju gawangnya.

Dimitar Ivankov (1995-)


Mantan kiper timnas Bulgaria ini saat ini bermain untuk Bursaspor di Liga Turki. Meski tak pernah mencetak gol dari permainan terbuka, ia terbukti tajam dalam urusan eksekusi penalti - bahkan ia adalah kiper yang paling subur jika diukur dari gol lewat titik putih saja. Total selama karirnya, hingga saat ini ia sudah membukukan 42 gol.

Sumber : Bola.net


0 komentar:

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Favorites More